Kisah Abu Nawas yang Kebunnya Telah Dicuri
Ilustrasi cerita lucu Abu Nawas bikin hujan turun pakai bajunya yang sangat bau. (Foto: YouTube Juha Official)
Dalam kisah Abu Nawas, ia mempunyai tetangga yang licik yang bernama Abu Jahal. Abu Jahal mempunyai kebun yang ditanami berbagai macam buah-buahan , kebun Abu Jahal ini berdekatan dengan kebun milik Abu Nawas. Kebun milik Abu Nawas hanya dibatasi oleh tumpukan batu, sedangkan Abu Jahal berkeinginan menambah luas area kebunnya.
Abu Jahal berpikir keras agar keinginannya terwujud, hal ini sampai membuat Abu Jahal susah tidur. Kemudian terlintas jahatnya di benaknya.
"Aku harus melakukannya sekarang, mumpung waktunya sudah malam," pikir Abu Jahal.
Di tengah malam gelap gulita, Abu Jahal langsung pergi menuju Kebun miliknya. Ia mencari pembatas tumpukan batu yang menjadi pemisah antara kebunnya dan kebun milik Abu Nawas.
Setelah menemukannya, dia mulai mengangkat satu persatu batunya lalu memindahkan di area kebun milik Abu Nawas. Dengan begitu luas kebun milik Abu Jahal menjadi bertambah luas setelah selesai dia kembali pulang ke rumahnya dengan sembunyi-sembunyi, dia senang dengan apa yang dilakukannya.
Selama beberapa hari Abu Nawas tak menyadari dengan perbuatan Abu Jahal, ia masih santai menanam buah-buahan di area yang telah dicuri Abu Jahal.
Seiring berjalannya waktu buah yang ditanami Abu Nawas kini berbuah, buahnya besar-besar dan segar. Melihat hal itu Abu Jahal merasa senang, ia pun segera memanen tanaman buah tersebut.
Berapa lama kemudian, datanglah Abu Nawas ia sangat terkejut melihat Abu Jahal memanen tanaman buah miliknya.
"Apa yang kamu lakukan?," tanya Abu Nawas.
"Aku sedang memanen buah yang ada di kebunku," jawab Abu Jahal dengan sangat enteng.
"Apa kau bilang?? ini masih area kebunku Abu Jahal," balas Abu Nawas.
"Hei Abu Nawas kamu mengigau ya? coba kau lihat batu pembatasnya," jawab Abu Jahal.
Abu Nawas terdiam, "Kenapa tumpukan batunya bisa pindah ya Atau aku yang kurang teliti?," pikir Abu Nawas.
"Tapi kan buah itu aku yang menanamnya Abu Jahal," ucap Abu Nawas.
"Itu sih salahmu sendiri kenapa menanam buah di area kebunku, berarti ini adalah milikku," sahut Abu Jahal
"Kurang ajar ini pasti ada yang tidak beres," kata Abu Nawas dalam hati.
"Hey Abu Jahal kamu pasti memindahkan tumpukan batu itu kan?," tanya Abu Nawas geram.
"Jangan fitnah kamu! aku bisa mengadukannya kepada Tuhan Hakim," balas Abu jahal.
"Ayo kita selesaikan masalah ini di depan Tuan Hakim," timbal Abu Nawas.
Mereka berdua pun menghadap Tuan Hakim. Di hadapan Tuhan Hakim antara Abu Nawas dan Abu Jahal saling mengadukan masalahnya.
"Jujur saja saya sangat bingung Siapa diantara kalian yang benar tapi sepertinya aku lebih mempercayai Abu Jahal," kata Tuhan Hakim.
"Kenapa Tuhan Hakim begitu mudah memutuskan hal ini, anda kan Hakim yang terkenal bijak harusnya anda lebih berhati-hati dalam memutuskan," balas Abu Nawas.
"Sudahlah Abu Nawas terima saja keputusan hakim toh area kebunmu masih juga luas," ucap Abu Jahal
"Enak saja kamu bicara, kamu telah mencuri lahanku. Kamu sengaja memindahkan tumpukan batu yang menjadi pembatas," bentak Abu Nawas.
"Saya harap kalian berdua diam apa yang akan saya putuskan tidak bisa diganggu gugat dan keputusan saya adalah tanah yang kamu Tanami buah adalah milik Abu Jahal," kata tuan hakim.
Mendengar hal itu Abu Jahal merasa sangat senang.
"Terima kasih Tuhan Hakim Anda adalah Hakim yang paling bijak yang pernah saya kenal," sahut Abu Jahal.
Sementara Abu Nawas hanya bisa pasrah menerima keputusan tersebut.
"Asyik sekarang aku punya kebun lebih luas dari Abu Nawas," batin Abu Jahal kegirangan.
"Oh iya Abu Jahal Berapa luas kebunmu?," tanya Tuan Hakim.
"Satu hektar setengah Tuan Hakim," jawab Abu Jahal.
"Kalau kamu Abu Nawas, Berapa luas kebunmu?," tanya Tuan Hakim kembali.
"Sebenarnya luas Kebun saya satu hektar setengah tapi karena setengahnya dicuri sama Abu Jahal luasnya. Jadi tinggal satu hektar," jawab Abu Nawas.
"Kalian tahu tidak kenapa saya tanya luas kebun kalian, karena kemarin saya dapat surat langsung dari Baginda Raja, beliau memerintahkan kepada saya Barang siapa mempunyai kebun yang luasnya lebih dari satu hektar maka akan disita negara beserta isi-isinya dan bagi siapa saja yang menentang peraturan ini akan dihukum mati. Hal ini Baginda Raja terpaksa lakukan karena kondisi keuangan negara Sedang krisis," kata Sang hakim menjelaskan.
Raut wajah Abu Jahal yang tadinya ceria mendadak berubah menjadi terkejut.
"Waduh celaka, aku akan kehilangan kebunku," pikir Abu Jahal ketakutan
"Maaf tuan Hakim sebenarnya luas kebun Saya hanya satu hektar," tutur Abu Jahal.
"Tadi kamu bilang katanya luas kebunmu satu setengah hektar, sekarang bilangnya satu hektar, kamu jangan main-main Abu Jahal," bentak Tuan Hakim.
"Saya berani bersumpah Tuan Hakim, kebun Saya memang luasnya hanya satu hektar, tumpukan batu yang jadi pembatas antara Kebun saya dan kebun milik Abu Nawas telah Saya pindah dari tempatnya," ujar Abu Jahal
"Oh begitu, jadi tanah yang ditanami buah oleh Abu Nawas Sebenarnya masih area kebun Abu Nawas?," tanya Tuan hakim memastikan.
"Benar Tuan Hakim," jawab Abu Jahal.
"Bagaimana denganmu Abu Nawas Apakah benar luas kebunmu satu hektar setengah?," tanya Tuan Hakim kepada Abu Nawas
"Benar Tuan Hakim," jawab Abu Nawas semakin pasrah.
"Nah kalau begini kan jelas Siapa yang sebenarnya berbohong, pengawal tangkap Abu Jahal dan masukkan ke dalam penjara, karena dia telah mengaku mencuri area kebun milik Abu Nawas," perintah Tuhan Hakim.
"Tapi Tuan Hakim Kebun saya tidak diciptakan?," tanya Abu Jahal khawatir.
"Tidak ada yang namanya penyitaan itu hanya trik saya saja supaya saya bisa menyelesaikan perkara kalian berdua dengan adil," balas Tuan Hakim.
Mendengar hal itu Abu Jahal langsung terkulai lemas sementara Abu Nawas tersenyum bahagia karena ia bisa mendapat kembali luas kebunnya.
Komentar