Tertipu sandal ajaib Abu Nawas
Kampung
tempat tinggal Abu Nawa lama-kelamaan membuatnya merasa tak nyaman karena
banyaknya orang yang menumpuk-numpuk harta dengan menghalalkan segala cara.
Hal ini membuat Abu Nawas kesal karena
sebagai seorang ulama Abu Nawas berpikir bahwa hal itu bertentangan dengan
ajaran agama.
Untuk
menghentikan perbuatan buruk tersebut Abu Nawas memutar otaknya untuk mencari
ide yang tepat untuk menyadarkan banyak orang.
Setelah
berpikir panjang akhirnya Abu Nawas menemukan sebuah ide cemerlang yaitu sandal
ajaib, dengan mengambil peralatan sederhana berangkatlah Abu Nawas ke pasar
untuk gelar tikar untuk menjual sandal sandalnya.
“Sandal
ajaib, sandal ajaib, sandal ajaib sandal ajaib,” kata Abu Nawas berkali-kali di
pasar.
Kemudian
muncullah salah seorang pemuda yang melihat-lihat barang dagangan Abu Nawas.
“Silakan Tuan mau mencari apa?,” tanya Abu
Nawas.
“Saya
ingin mencari sandal yang bisa merubah hidupku yang miskin,” jawab pemuda.
“Apa
maksud, Tuan?,” tanya Abu Nawas.
“Saya
sudah lama hidup miskin dan ingin sekali menjadi orang yang kaya raya. Saya
ingin membeli barang yang bisa memberikan saya keberuntungan,” kata pemuda itu.
Abu
Nawas pun memilihkan satu sandal ajaibnya. Ia mengatakan bahwa sandal itu akan
membikin penggunanya dari tak punya menjadi orang yang punya.
Karena
tertarik pemuda itu akhirnya jadi membeli sandal ajaib dengan harga yang
lumayan mahal.
Pemuda
langsung memakai sandal ajaib itu
berkeliling kampung dengan harapan “semoga keberuntungan segera berpihak
padanya”.
Akan
tetapi apa yang terjadi harapannya tak kunjung terwujud, jangankan
keberuntungan si Pemuda malah dikira pencuri di kampung tersebut. Untung saja
para warga tak sampai menghakiminya. Karena merasa tertipu pemuda itu kembali
lagi menemui Abu Nawas untuk protes.
“Assalamualaikum,”
sapa pemuda itu.
“Walaaikumsalam, oh ternyata Tuan, Bagaimana
kabarnya Tuan?,” Tanya Abu Nawas.
“Kabarku
jelek aku sering ditimpa kemalangan gara-gara sandal ini. Padahal dulu engkau
mengatakan kalau sandal ini bisa mendatangkan keberuntungan,bisa menjadi kaya
dan terkenal tapi Mana buktinya?,” protes pemuda tersebut.
Seingat
saya, saya tidak pernah mengatakan seperti itu, Tuan,” sanggah Abu
Nawas.
“
Saya hanya mengatakan bahwa bila Tuan pada mulanya orang yang tidak punya maka
dengan membeli sandal ini Tuan akan menjadi orang yang punya. Buktinya sekarang
anda sudah memiliki sandal ajaib ini,” tambah Abu Nawas.
Begitu
mendengar penuturan Abu Nawas pemuda ini hanya bisa diam ia menyadari bahwa
dirinya sedang salah tafsir.
“Lalu
mengapa engkau mengatakan bahwa sandal ini ajaib?,” tanya pembeli.
“Karena
merek sandal ini adalah ajaib. sandal ajaib ya sandal ajaib,” jawab Abu Nawas.
Akhirnya
pemuda itu pergi begitu saja tanpa sepatah.
“Tunggu
Tuan, saya ingin mengatakan sesuatu
kepada Tuan, mungkin saja akan ada manfaatnya,” kata Abu Nawas.
“
Jangan percaya kepada barang ajaib karena percaya pada sesuatu selain Tuhan
bisa membuat kita Syirik dan akan mendapatkan kesusahan di dunia dan akhirat
kelak. Buktinya sebagaimana yang tuan alami ini. Oleh karena itu segeralah
bertobat kepada Tuhan,” kata Abu Awas.
Mendengar penuturan Abu Nawas, pemuda itu
menyadari kesalahannya. Ternyata banyak sekali hal-hal yang bisa membawa kepada
perbuatan yang dimurkai Tuhan. Mulai saat itulah pemuda itu bertobat kepada
Tuhan.
Komentar