Dalam 7 Hari, Gadis Cantik Pembenci Islam Dapat Hidayah dan Mantap Jadi Mualaf
Arnita Rodelina Turnip merupakan gadis
cantik asal Simalungun, Sumatera Utara. Ia adalah gadis yang berprestasi,
diterima di IPB University tahun 2015 lewat jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD).
Ketika masih beragama Kristen, gadis
cantik ini sangat membenci Islam. Namun akhirnya ia mendapat hidayah dan
mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda masuk Islam setelah berpikir
selama 7 hari.
Sejak kecil Arnita sudah hidup
berdampingan dengan Islam. Saudara-saudaranya dari Ibu mayoritas beragama
Islam. Ketika masuk bulan Ramadan, ia sering ikut sahur tapi siangnya makan.
Saat masuk waktu berbuka puasa, ia ikut makan bersama.
Kampus pertanian ini mewajibkan
mahasiswa tingkat pertamanya untuk tinggal di Asrama, termasuk Arnita.
Sementara dalam bayangan Arnita sendiri, boleh memakai pakaian seperti rok
pendek. Ia kaget ketika ditegur oleh petugas keamanan lantaran menggunakan rok
pendek dan pakai tanktop saat masuk Asrama.
Arnita yang termasuk gadis taat dengan
agamanya satu kamar dengan seorang muslimah yang tak kalah taatnya. Temannya
yang beragama Islam itu kerap melaksanakan salat tahajud, rajin membaca
Al-Qur’an sambil menunggu waktu subuh. Arnita merasa terganggu sampai terjadi
percekcokan ataupun perdebatan antara kedua belah pihak. Sampai-sampai membuat
kegaduhan dan mengundang banyak orang salah satunya adalah kakak tingkatnya hal
ini mengakibatkan Arnita ini sangat malu.
Sejak itu, muncul pertanyaan-pertanyaan
dipikiran Arnita dan merasa ada yang mengganjal dari ajaran agamanya. Di mata
kuliah Kristen, Arnita bertanya ke kakak tingkatnya. Namun jawaban dari kakak
tingkat itu, Arnita tidak puas. Lantas, ia mencari jawaban dari berbagai sumber
yang bisa didapatkannya. Ia membuka lagi isi ceramah di Youtube, salah satunya
ceramah Ustad Abdul Somad.
Mulai dari situ, ia mulai tertarik
dengan Islam. Arnita pun memtuskan untuk menjadi mualaf. Kabar Arnita akan
pindah agama seketika langsung menyebar di kampus IPB, termasuk terdengar oleh
kakak tingkatnya. Ia pun sempat dirayu untuk tidak pindah dari agamanya.
Ketika dia berpindah
ataupun memeluk Islam, mulailah ujian-ujian itu datang dari awal dia dihadang
oleh teman-teman Kakak tingkatnya. Tetapi dia tetap terus menunjukkan ataupun
dia terus memilih Islam. Kemudian juga dia di dalam hatinya berkecamuk karena
orang tuanya tidak akan pernah mengizinkan dia untuk memeluk Islam hingga dia
merahasiakan keputusan dia untuk masuk Islam. Namun kabar terus menyebar,
sampai akhirnya dia dipanggil oleh pihak beasiswa dan salah satu ujiannya
adalah dia diputus biaya beasiswanya itu
karena memeluk agama Islam .
Dengan kegigihan
akhirnya dia bisa memperjuangkan hak dia dan mengembalikan beasiswa itu kepada
dirinya dan dengan caranya dia dan kemudahan dari Allah akhirnya keluarga dan
orang tuanya pun menyetujui ataupun orang tuanya tuh mengikhlaskan dia untuk
kembali atau memeluk agama Islam.
Saat beasiswa ini
diputus, Arnita tidak memiliki
pemasukan. Ia tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolahnya sampai Arnita
ini nekat ataupun berikhtiar dengan cara berjualan donat. Kemudian menawarkan
ke teman-temannya bahkan kalau donatnya tidak laku dia memakan Donatnya untuk
mengganjal perut.
Komentar