Buku Hidayah Menjawab Semua, Beverly Jadi Mualaf
Seorang wanita membagikan kisahnya ketika memutuskan menjadi mualaf dengan memeluk Islam dan mengenakan hijab. Ia merasakan banyak perbedaan dalam hidupnya. Begitupun, dengan menggunakan hijab. Bukan saja membuat perasaannya menjadi nyaman, ia juga merasa dimuliakan. Wanita itu bernama Beverly.
Ia sudah mengucapkan kalimat syahadat pada tahun 2010 di Masjid Raya Pondok Indah. Agama dulunya adalah Advance dan ia sangat senang sekali bisa menjadi muslimah.
Ia bercerita awal mula masuk Islam ketika pas ia kecil rumahnya berada di lingkungan yang banyak sekali teman-temannya bersekolah di sekolah Islam Al-Azhar. Ia hampir setiap pagi melewati sekolah tersebut.
Awalnya ia masih biasa aja melihat teman-teman saya yang rata mayoritasnya Muslim. Kemudian nalurinya ada keinginan masuk Muslim.
"Sekolah disitu kayanya enak ya," tanya Beverly kepada sang Ayah.
Pada suatu hari, Beverly ini dibelikan boneka dan sangat takjub sekali bonela yang ia pilih adalab boneka yang berhijab.
" Eh nggak boleh yang itu karena itu u untuk agama Islam," ucap Tantenya.
Beverly dan ayahnya sangat aktif di gereja mengikuti bimbingan Alkitab dan ikut seminar-seminar. Namun Beverly mengatakan bahwa ia tidak menemukan ketengan yang sesunggunnya dari hati.
Ada kejadian lagi yang Beverly sudab niat untuk masuk Islam yaitu, melihat teman-teman Muslimnya sedang melakukan shalat di Masjid dan menggunakan mukena yang sangat rapi.
"Wah ibadahnya enak ya sehari 5 kali shalat, mereka menggunakan mukena tidak ada perbedaan gitu antara si kaya dan si miskin. Sedangkan yang selama ini di agama saya apabila beribadah itu seperti keliatan mana sih kaya dan mana sih miskin," ucap Beverly.
Seirinh berjalannya waktu, ia kerumah teman muslim nya melihat dikamar nya terdapat buku-buku hidayah.
"Saya senang sekali membaca buku-buku Hidayah, yang tentang azab-azab,terus diceritakan juga siksa kubur," ucap Beverly
Beverly mengatakan kalau di agama nya tidak terlalu detail dan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Sedangkan kalau di Islam dia menemukan jawaban yang ia inginkan. Dari situ ia belajar Islam diam-diam dan mengucapkan syahadat.
Berawal dari hal itu, ia memutuskan untuk berani bilang ke Ayahnya dengan menulis surat yang berisi "maaf saya tidak bisa berada di agama Papa lagi". Ia pun pergi dari rumah karena takut, dan hanya berbekal uang Rp600.000. Ia membeli kosan seharga Rp.300.000 didekat rumah orang tuanya.
Ayahnya yang membacanya langsung syok dan marah sambil berkata " kamu masih anggep nggak orang tua,kalo anggep ibu, buang rasa itu jauh jauh, ayahmu bakalan marah sekali kalo tau ini niatmu."
Ayahnya setiap pagi mengirimkan ayat-ayat tetapi Beverly tidak memperdulikannya.
Dengan teguh dan niat Beverly, akhirnya snag ayah melunak hatinya yang disadarkan oleh pendeta.
"Sudahlah Pak kalau misalnya anak Bapak hatinya tidak ada di agama kita, lepaskan saja. Ikhlaskan, yang penting dia menjalankan agamanya sekarang dengan sepenuh hatu dan benar," ucap Pendeta ke Ayah Beverly.
Semenjak itu ayah nya selalu mengingatkan Beverly untuk sholat dan mengaji.
"Kuncinya kita nggak perlu takut dibuang oleh keluarga, dibenci ileh teman-teman, kalau niat dari hati jalankan dengan sepenuh hati," ucap Beverly dengan haru.
Komentar